27 Nov Produsen Indonesia Naikkan Harga PP dan PE di Akhir Tahun 2024
Produsen Indonesia Naikkan Harga PP dan PE di Akhir Tahun 2024 – Produsen besar Indonesia telah menaikkan penawaran polyethylene (PE) dan polypropilene (PP) lokal mereka dalam pemberitahuan terbarunya setelah satu minggu stabil.
Dibandingkan minggu sebelumnya, harga PE naik sebesar Rp140.000/ton ($9/ton) untuk LLDPE film dan injection dan sebesar Rp130.000/ton ($8/ton) untuk HDPE film. Sedangkan untuk harga homo-PP raffia dan injection naik Rp210.000/ton ($13/ton) dari minggu sebelumnya sementara penawaran homo-PP film meningkat Rp150.000/ton ($9/ton). Sementara itu, produsen juga menaikkan harga BOPP mereka sebesar Rp140.000/ton ($9/ton) untuk minggu ini dan harga PPRC sebesar Rp170.000/ton ($11/ton). Sebaliknya, penawaran PPBC dari produsen tetap datar dibandingkan minggu sebelumnya.
Untuk minggu ini, harga di FD Indonesia cash basis adalah sebagai berikut:
LLDPE film: IDR17,890,000/ton ($1123/ton)
LLDPE injection : IDR18,770,000/ton ($1178/ton)
HDPE film: IDR17,490,000/ton ($1097/ton)
PP block copolymer injection : IDR19,620,000 ton ($1231/ton)
PP random copolymer injection : IDR22,190,000/ton ($1392/ton)
Homo-PP raffia dan injection : IDR17,790,000/ton ($1116/ton)
Homo-PP film : IDR19,320,000/ton ($1212/ton)
BOPP film: IDR18,060,000/ton ($1133/ton)
Kenaikan ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga bahan baku global, peningkatan biaya produksi, serta tingginya permintaan di akhir tahun.
Menurut Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (INAplas), kenaikan harga ini sudah diprediksi sejak kuartal ketiga 2024, saat harga minyak mentah dunia kembali melonjak ke level tertinggi dalam dua tahun terakhir. Minyak mentah merupakan komponen utama dalam produksi resin plastik, sehingga perubahan harganya sangat memengaruhi biaya produksi bahan baku plastik.
Faktor Kenaikan Harga
1. Fluktuasi Harga Bahan Baku Global
Harga naphtha, bahan dasar dalam proses produksi PP dan PE, mengalami kenaikan signifikan selama Oktober dan November 2024. Di pasar Asia, harga naphtha naik sebesar 15% dalam dua bulan terakhir, mencapai USD 730 per metrik ton. Lonjakan ini terjadi akibat ketatnya pasokan global karena penurunan produksi kilang di Timur Tengah dan peningkatan permintaan di Tiongkok dan India.
2. Biaya Produksi Lokal yang Meningkat
Selain bahan baku, kenaikan tarif energi dan logistik domestik juga memengaruhi biaya produksi. Kenaikan tarif listrik industri sebesar 10% sejak Oktober turut memperbesar tekanan bagi produsen plastik. Ditambah lagi, biaya transportasi domestik mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya harga bahan bakar kendaraan.
3. Peningkatan Permintaan Musiman
Akhir tahun biasanya menjadi periode puncak permintaan produk plastik di Indonesia. Sektor makanan dan minuman, misalnya, meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar selama Natal dan Tahun Baru. Sektor agrikultur dan konstruksi juga menunjukkan lonjakan kebutuhan akan produk plastik seperti film pertanian dan bahan bangunan.
Dampak Kenaikan Harga
Produsen besar seperti PT Chandra Asri Petrochemical Tbk dan PT Polytama Propindo telah mengumumkan daftar harga baru yang akan berlaku mulai 1 Desember 2024. Harga PP diproyeksikan naik sebesar 5-7%, sementara HDPE, LDPE, dan LLDPE akan mengalami kenaikan antara 4-6%.
Di tingkat hilir, pelaku usaha di sektor manufaktur, terutama produsen kemasan, otomotif, dan elektronik, diperkirakan akan menanggung dampak langsung dari kenaikan harga ini. Sebagian besar produsen plastik fleksibel, seperti kantong plastik dan film pembungkus, telah mengantisipasi kenaikan biaya bahan baku dengan melakukan penyesuaian harga jual kepada konsumen.
Namun, kenaikan harga ini juga dapat memberikan tekanan pada daya beli masyarakat, terutama karena sebagian besar produk plastik digunakan dalam barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Respons Pemerintah dan Industri
Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian menyatakan akan memantau dampak kenaikan harga ini terhadap sektor hilir. “Kami akan berdiskusi dengan pelaku industri untuk mencari solusi agar kenaikan ini tidak menghambat daya saing industri manufaktur dalam negeri,” ujar Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil.
Di sisi lain, produsen plastik menyatakan kenaikan harga ini tidak dapat dihindari untuk menjaga keberlanjutan bisnis. “Kenaikan ini dilakukan secara bertahap dan masih dalam kisaran yang wajar sesuai dengan dinamika pasar global,” kata seorang perwakilan dari salah satu produsen besar.
Proyeksi 2025
Para analis memperkirakan bahwa harga PP dan PE akan tetap fluktuatif pada awal 2025, tergantung pada stabilitas harga minyak mentah dan kebijakan ekonomi global. Namun, dengan adanya kapasitas produksi tambahan dari proyek-proyek baru di Indonesia, industri plastik nasional diharapkan tetap mampu memenuhi kebutuhan domestik secara kompetitif.
Kenaikan harga ini menjadi pengingat pentingnya diversifikasi sumber bahan baku dan efisiensi produksi untuk menjaga stabilitas harga di masa depan.
biji plastik pp ,biji plastik pp bening, biji plastik pp hitam, biji plastik pp karung, biji plastik pp daur ulang, biji plastik pp adalah, biji plastik pp hdpe, biji plastik pp untuk apa, biji plastik pp recycle, biji plastik pe, biji plastik per kg, biji plastik petronas, biji plastik pe super, biji plastik petg, biji plastik pertamina, biji plastik pe bening, biji plastik pe hitam, biji plastik pe pp