02 Oct Pasar PE & PP Global Hadapi Dilema?
PrimaPlastindo.co.id, JAKARTA—Harga PP dan PE telah meningkat secara bertahap selama sekitar tiga bulan di beberapa wilayah utama termasuk di China, Asia Tenggara, dan Türkiye. Sementara itu, pasar Eropa, Timur Tengah, dan Afrika baru saja mengikuti kenaikan harga ini.
Hal ini terjadi di saat pasar polimer global sedang mengalami dilema. Biaya produksi melonjak akibat kenaikan harga minyak mentah yang mencapai titik tertingginya dalam 10 bulan terakhir. Tapi, harga akhir sulit untuk ditingkatkan karena permintaan yang anjlok.
Harga Minyak Dunia
Pengurangan produksi yang berkepanjangan dari Arab Saudi dan Rusia membuat pasokan minyak sangat terbatas. Meski begitu, harga minyak mentah Brent tetap berada di atas $90/barel selama beberapa minggu. Kenaikan harga minyak ini semakin meningkatkan biaya produksi bagi perusahaan petrokimia. Terpantau pada hari ini saja, harga minyak WTI mencapai level $91.14/barel, dan untuk minyak Brent mencapai $92.50/barel (02/10/2023)
Dengan meroketnya harga minyak mentah, harga polimer pun ikut terseret naik dan bereaksi dengan keuntungan yang nyata dalam kondisi pasar normal. Namun, kenyataan yang ada saat ini lebih beragam, karena kenaikan harga minyak telah menjadi pendorong signifikan di balik tantangan yang dihadapi oleh industri polimer akhir-akhir ini.
Produsen petrokimia, yang terkendala oleh biaya tinggi dan terpaksa melakukan pengurangan produksi. Mereka menghadapi semakin tertekannya margin keuntungan karena kurangnya permintaan meskipun terjadi pengurangan pasokan secara menyeluruh. Lantas apa yang menyebabkan kurangnya permintaan?
Tingkat Permintaan yang Lemah
Permintaan polimer yang lemah adalah buntut dari dampak yang ditimbulkan pandemi COVID-19. Pandemi telah memberikan tekanan besar terhadap permintaan polimer global.
Meskipun pembatasan pandemi COVID-19 telah berakhir, pertumbuhan ekonomi masih lesu karena melambatnya pertumbuhan sektor-sektor tertentu, seperti otomotif dan konstruksi. Padahal, industri-industri ini merupakan konsumen polimer yang signifikan, dan pemulihannya yang lambat berkontribusi terhadap kurangnya permintaan secara keseluruhan.
China, yang dilanda pertumbuhan yang lambat, mencatat rekor pengangguran kaum muda, rendahnya investasi asing, lemahnya ekspor dan mata uang, dan lain-lain khususnya sektor properti yang sedang krisis, telah melakukan upaya ekstensif untuk meningkatkan perekonomiannya melalui berbagai langkah stimulus. Inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk merevitalisasi konsumsi domestik dan mendukung sektor industri.
Di sisi lain, pasar-pasar Barat bergulat dengan kontraksi ekonomi dan kekhawatiran akan terjadinya resesi. Upaya berkelanjutan mereka untuk mengendalikan inflasi melalui kenaikan suku bunga menyebabkan kelemahan struktural dalam permintaan polimer secara keseluruhan.
Nah, faktor-faktor di atas biasanya akan menyebabkan kenaikan harga polimer yang signifikan. Namun kenyataannya saat ini justru sebaliknya. Kenaikan harga di pasar polimer ternyata sangat kecil, dan dalam beberapa kasus, harga bahkan menurun, terutama karena tidak adanya permintaan yang memadai.
Pasar HDPE China
Di China, harga HDPE film impor telah mengalami kenaikan kumulatif sebesar 11% sejak pertengahan Juni. Ini merupakan level tertinggi dalam enam bulan terakhir. Pada periode yang sama, minyak mentah berjangka Brent telah mencatat kenaikan total sebesar 27%, yang menyebabkan kenaikan harga spot etilena sebesar 22% berdasarkan CFR Tiongkok. Rata-rata mingguan harga HDPE film CIF China diperkirakan sebesar $1010/ton.
Padahal, saat harga minyak berada di atas $90/barel (Februari-Maret 2022), harga HDPE mampu mencapai level $1260/ton. Pasar didukung oleh permintaan pada saat itu. Artinya, pasar HDPE China memiliki potensi untuk meningkat lebih banyak jika permintaan ada.
Bagaimana dengan pasar lainnya?
Pasar PP & PE Eropa
Pemain regional di pasar PP dan PE Eropa harus bersiap menghadapi kenaikan lagi di bulan Oktober. Meskipun prospek permintaan lesu, harga akan mengikuti pasar hulu yang lebih tinggi, dengan ekspektasi monomer yang menyerukan kenaikan dan memberikan tekanan pada margin produsen.
Meskipun pasar PE kemungkinan akan melanjutkan kenaikannya hingga bulan ketiga di bulan Oktober, ini akan menjadi kenaikan PP untuk bulan kedua berturut-turut. Memang benar, tampaknya harga PE akan mencatatkan kenaikan yang solid dibandingkan PP berdasarkan masukan dari pasar.
Produsen di Eropa menghadapi margin yang sangat tipis atau negatif karena biaya produksi yang tinggi, sementara penurunan harga produksi membantu menghilangkan lesunya permintaan pengguna akhir namun juga memberikan beban pada margin produsen. Oleh karena itu, pemasok mungkin mencoba menaikkan harga melebihi perkiraan kenaikan monomer untuk meningkatkan margin mereka.
Pasar PP
Di Eropa, pasar PP mengalami kenaikan lebih lambat dibandingkan pasar lainnya, yang sudah mengalami kenaikan sejak bulan Juni. Setelah harga mencapai titik terendah dalam hampir tiga tahun, penawaran awal bulan September lalu terpantau alami kenaikan hingga 3 digit di seluruh wilayah Eropa.
Meskipun pasar menerima dukungan dari meningkatnya tekanan biaya dan berkurangnya tingkat stok, permintaan kenaikan harga pada bulan September tidak mendapat tanggapan positif dari para pembeli, yang tetap skeptis terhadap kelayakan kenaikan di tengah permintaan hilir yang tidak merata.
Produsen hanya mampu sedikit meningkatkan margin mereka pada bulan September. Rata-rata bulanan harga di Eropa Barat adalah €95/ton di atas harga propilena untuk bulan September. Karena kontrak propilena kemungkinan akan mencapai €50-70/ton lebih tinggi, harga PP juga harus dinaikkan untuk menghindari penurunan margin.
Sebagian besar pelaku pasar berpikir bahwa hanya kenaikan monomer yang akan tercermin pada transaksi PP bulan Oktober, mengutip pasar akhir yang buruk di tengah musim sepi untuk banyak aplikasi. Lalu, bagaimana dengan pasar PE?
Pasar PE
Untuk pasar PE, margin produsen tetap berada di wilayah negatif meskipun pemasok berhasil mencapai kenaikan melebihi kenaikan etilen di bulan September. Rata-rata bulanan harga LLDPE C4 film dan LDPE adalah €55/ton di bawah level kontrak September, sementara HDPE film berada €35/ton di bawah penyelesaian monomer.
Impor yang terbatas, ketersediaan yang lebih rendah di blok tersebut, dan biaya yang mendukung akan mendorong pasar PE lebih tinggi di bulan Oktober. Para pelaku pasar melaporkan pasokan impor khususnya LLDPE C4 film lebih terbatas karena rendahnya kapasitas di Timur Tengah.
Beberapa produsen PE telah menyatakan dengan jelas bahwa mereka berencana untuk menaikkan hingga €100/ton untuk menutup margin mereka. Sementara itu ekspektasi bulan Oktober memerlukan kenaikan €50-80/ton untuk etilen.
Bulan Oktober mungkin akan mengalami tren serupa dengan bulan September, ketika beberapa grade PE menyerap kenaikan yang lebih besar dibandingkan hasil etilen, bergantung pada tingkat pasokan. Namun, hal ini masih kontroversial karena permintaan yang tidak merata. Pembeli memperkirakan hanya kenaikan monomer yang akan terjadi pada transaksi bulan Oktober karena sebagian besar kenaikan tersebut bersifat tertutup dan tidak terburu-buru untuk melakukan pemesanan.
Komentar para pelaku pasar Eropa
Nampaknya, dilema antara kenaikan dan penurunan harga komoditas plastik akan diperparah oleh ketidakpastian tingkat suku bunga yang meningkatkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi.
Memang benar, para distributor tidak mau menimbun pasokan meskipun ekspektasi untuk bulan Oktober lebih kuat. Masalah utamanya adalah konsumsi yang lebih lambat di pasar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di tengah tantangan keuangan. Seorang pelaku pasar berkomentar, “Kami masih belum bisa mengatasi masalah ini, jadi kami mengecualikan peningkatan permintaan nyata dalam jangka pendek.”
Yang terakhir, kekhawatiran mengenai biaya utilitas yang lebih tinggi selama musim dingin juga masih ada, meskipun penyimpanan gas di Eropa dianggap cukup tinggi untuk musim yang lancar. Jika biaya utilitas naik lebih tinggi, penggunaan energi mungkin akan semakin berkurang di tengah anjloknya permintaan yang disebabkan oleh tingginya inflasi dan dapat menyebabkan kontraksi dalam aktivitas industri.
Prospek bulan November
Penawaran impor saat ini tidak menawarkan keunggulan kompetitif karena penawaran tersebut juga mencatat kenaikan, hampir setara dengan penawaran lokal. Namun, kargo yang sebelumnya diamankan dengan harga lebih rendah selama musim panas akan mulai tiba mulai bulan November. Kedatangan kargo-kargo ini ditambah dengan kelesuan di akhir tahun akan membebani harga menjelang akhir kuartal keempat meskipun rantai hulunya menjanjikan. Artinya, bulan Oktober mungkin merupakan bulan terakhir terjadinya kenaikan.
Seorang distributor melaporkan, “Impor akan tiba pada akhir bulan Oktober dan November. Hal ini akan semakin membebani permintaan. Kami tidak mengecualikan tren yang lebih lemah pada bulan November-Desember.”
Data-data di atas sudah menunjukkan bahwa pasar PE & PP alami dilema karena permintaan yang lesu. Namun, kita bisa yakin di bulan Oktober ini, pasar PE akan alami penguatan.
Untuk update harga dan pasokan biji plastik selanjutnya silakan menghubungi Prima Plastindo. Kami adalah penyedia biji plastik original yang berkualitas dan terjamin. Kami akan membantu Anda menemukan biji plastik yang cocok sesuai kebutuhan Anda. Anda juga bisa mengunjungi sosial media kami di Instagram, Facebook, ataupun Youtube.