
02 Feb Dolar AS Mulai Ditinggalkan, Indonesia Ikutan?
Belakangan ini, banyak negara tidak lagi menggunakan dolar AS sebagai mata uang transaksi global.
• Sebenarnya apa yang membuat dolar menjadi mata uang dunia?
• Mengapa sekarang banyak negara mulai meninggalkan dolar AS?
PrimaPlastindo.co.id, JAKARTA—Dolar Amerika Serikat bertahan selama beberapa dekade menjadi mata uang dunia.
Namun belakangan ini, mulai muncul tren ‘Dedolarisasi’, atau ditinggalkannya dolar AS.
Sebelumnya, mari kita bahas dulu kenapa dolar AS sampai bisa menjadi mata uang dunia.
Dolar AS pertama kali dicetak tahun 1914.
Pencetakan uang dollar AS dilakukan setahun setelah pembentukan Federal Reserve (The Fed) sebagai bank sentral yang pendiriannya berdasarkan Undang-Undang Federal Reserve tahun 1913.
Uang pertama yang dicetak yakni uang dengan denominasi 10 dolar AS dengan gambar wajah Andrew Jackson.
Awalnya, perdagangan dunia menggunakan poundsterling Inggris sebagai mata uang transaksi.
Inggris juga tetap menggunakan standar emas untuk menjaga posisi mereka sebagai mata uang yang memimpin dunia pada saat itu.
Namun, pada perang dunia pertama tahun 1914, banyak negara meninggalkan standar emas sehingga mereka dapat membayar belanja militer dengan uang kertas, yang mendevaluasi mata uang mereka.
Ini membuat Inggris untuk pertama kalinya harus meminjam uang.
Amerika Serikat pun menjadi debitur dari banyak negara yang yang ingin membeli obligasi berdenominasi dollar AS.
Hingga akhirnya, Inggris meninggalkan standar emas di tahun 1931, yang menyebabkan banyak pedagang dunia yang menggunakan pounds menjadi kewalahan.
Sejak saat itu, dollar menggantikan pound sebagai mata uang cadangan internasional.
Namun, beberapa waktu belakangan ini, eksistensi dolar meredup. Sejumlah negara tidak lagi menggunakan dolar AS dalam melakukan transaksi perdagangan bilateral dan investasi langsung.
Apakah Indonesia juga salah satu negara yang meninggalkan dolar AS?
Rupanya Indonesia juga menjadi negara yang ikut meninggalkan dolar AS sebagai mata uang transaksi.
Pada September 2021 lalu, Bank Indonesia dan bank sentral China sepakat akan melakukan transaksi perdagangan bilateral dan investasi langsung dengan menggunakan mata uang lokal masing-masing, rupiah dan yuan.
Selain dengan China, Indonesia tercatat memiliki kesepakatan serupa dengan sejumlah negara, seperti Jepang, Thailand, dan Malaysia.
Indonesia dan ketiga negara tersebut sudah lebih dulu sepakat meninggalkan dolar AS untuk transaksi dagang dan investasi sehingga beralih
menggunakan rupiah, baht Thailand, dan ringgit Malaysia.
Mengapa tren dedolarisasi terjadi?
Ternyata, tidak lagi digunakannya dolar AS membawa beberapa keuntungan.
Misalnya, gejolak nilai tukar masing-masing mata uang bisa lebih terjaga dan stabil, sehingga dampak jangka panjangnya dapat menumbuhkan perekonomian Tanah Air hingga ekonomi kawasan Asia Tenggara
Selain itu, kebijakan ini bisa membuat biaya yang dikeluarkan pengusaha lebih efisien lantaran tidak perlu lagi mengkonversikan nilai perdagangan ke dolar AS.
Maka, tidak heran apabila beberapa negara memilih untuk meninggalkan dolar AS untuk menjadi mata uang transaksi global
Apakah kedepannya dolar bisa kembali eksis? Atau malah, apakah ada yang bisa menggantikan dollar menjadi mata uang global?