![](https://primaplastindo.co.id/wp-content/uploads/2022/03/PP-1.jpg)
27 Oct OPEC+ Bikin Ketar-Ketir, Senggol Harga Plastik?
Pengurangan produksi minyak mentah sebesar 2 juta barel per hari oleh Opec+ masih menjadi topik yang hangat dibicarakan, negara-negara di dunia setuju ini memperburuk inflasi. Belum lagi perang antara Rusia dan Ukraina yang semakin pelik.
Apa saja dampak yang mengancam dari pengurangan produksi Opec+ dan perang Rusia-Ukraina bagi dunia?
Apakah ini akan juga memengaruhi harga biji plastik poliolefin di Indonesia?
PrimaPlastindo.co.id, JAKARTA—Pengurangan produksi Opec+, yang sangat disayangkan banyak negara, dan juga perang antara Rusia-Ukraina, masih menjadi sumber utama huru hara perekonomian dunia. Apa saja dampaknya?
Meski Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 akan mencapai level di atas 5 persen karena didukung oleh kinerja ekspor dan konsumsi rumah tangga yang kuat, apakah itu berarti kita kebal dengan pengaruh kondisi global yang lagi huru hara?
Dampak yang mengancam dunia akibat pengurangan produksi Opec+ dan perang Rusia-Ukraina berkaitan dengan harga komoditas pangan dan juga energi global.
Contohnya saja, dikutip dari Sri Mulyani, gejolak naik turun harga gas alam sejak April hingga Oktober ini sangat tajam, bisa naik di atas US$ 9 lalu turun sampai US$ 5 dan naik lagi sampai US$ 9.
Minyak mentah seperti Brent harganya juga sangat fluktuatif naik turunnya.
Belum lagi batu bara, harganya mencapai level tertinggi dalam sejarah apalagi menjelang musim dingin di negara-negara Eropa dan Amerika.
Perang Rusia-Ukraina juga membuat harga komoditas pangan seperti kelapa sawit dan gandum tidak menentu. Penurunan harga yang tajam menambah pelik situasi perekonomian.
Ya, kondisi global yang sedang bergejolak ini juga memengaruhi negara berkembang seperti Indonesia, meski kita sedang dalam keadaan yang cukup baik, kebijakan yang akan diambil pemerintah bukan hal yang mudah.
Apakah semua gejolak ekonomi ini juga berdampak terhadap harga biji plastik di Indonesia?
Ya! ini terlihat dari produsen poliolefin utama Indonesia yang menaikkan penawaran PP kopolimer dan PE berdensitas tinggi lebih dari setengah persen.
Biji plastik HDPE mengalami kenaikan sebanyak 1%, begitu juga dengan LLDPE Injeksi yang alami kenaikan tajam sebanyak 4%!
Sebagian besar harga PP juga alami kenaikan 1-2%, kecuali PPBC, yang tidak berubah.
Kenaikan harga penawaran HDPE sudah empat kali berturut-turut.
Harga HDPE film dinaikkan sebesar $8/ton menjadi $1233/ton
Sementara untuk LLDPE film kini harganya berada di level $1193/ton dan LLDPE injeksi harganya berada di level $1228/ton.
Bagaimana dengan biji plastik PP?
Untuk PP kopolimer, produsen menaikkan penawaran PPBC sebesar $7/ton menjadi $1208/ton dan PPRC sebesar $8/ton menjadi $1263/ton
Sedangkan, untuk homopolimer rafia dan injeksi harganya berada di level $1148/ton, dan untuk homo PP film harganya berada di level $1188/ton.
Jadi jelas, gejolak ekonomi akibat pemangkasan produksi minyak yang dilakukan oleh OPEC+ dan perang antara Rusia dan Ukraina, sangat memengaruhi industri di Indonesia, termasuk harga biji plastik.