15 Sep Pasokan Ketat, Harga Etilena Naik Terus?
Harga Etilena Asia naik terus, menanjak terus!
Bagaimana level harganya di bulan September ini?
Bagaimana efeknya terhadap harga PP dan PE di Indonesia?
PrimaPlastindo.co.id, JAKARTA—Pasokan Etilena Asia terpantau cukup ketat di bulan September ini, akibat penurunan tingkat produksi cracker dari LG Chemical Korea dan CPC Taiwan, ditambah lagi para produsen India juga sedang melakukan pemeliharaan terjadwal mereka.
Di sisi lain, para pedagang berebut pasokan yang ada untuk memenuhi pesanan mereka, maka tidak heran memang, kalau harga Etilena terus terkatrol naik.
Bagaimana level harganya?
Di pertengahan September ini, harga spot Etilena sudah naik 10 Dollar per ton, menjadi 980 Dollar per ton di wilayah China dan Asia Tenggara.
Meskipun harga spot Etilena naik, harga spot Propilena Asia terpantau malah menurun, karena memang lemahnya permintaan pasar, karena sebagian besar dari mereka telah mengamankan pasokan sebelum masuk bulan September.
Maka dari itu, harga spot Propilena tercatat turun 10 Dolar per ton, menjadi 880 Dolar per ton di wilayah Asia.
Bagaimana efeknya dengan harga PP dan PE, terutama di Indonesia?
Pasar PP dan PE di Indonesia terpantau cukup stabil sementara ini, karena upaya dari produsen lokal Indonesia untuk menjaga harga mereka tidak terlalu bergejolak.
Produsen Poliolefin utama Indonesia telah mengumumkan kepada para pembeli bahwa penawaran semua grade PP dan PE mereka tetap stabil sejauh ini.
Bagaimana level harganya?
Untuk PE, LLDPE film dan injeksi, stabil penawaran harganya di 1140 Dolar per ton, atau sekitar 17 juta rupiah per ton, tunai FD Indonesia.
Untuk penawaran HDPE film juga tidak ada perubahan, tetap di 1220 Dolar per ton, atau sekitar 18 juta rupiah per ton, dengan ketentuan yang sama, tunai FD Indonesia.
Sedangkan untuk PP, harga homopolimer rafia, film, dan injeksi, ada di level 1200-1240 Dolar per ton, atau sekitar 18 juta rupiah per ton nya.
Harga PP copolimer pun terpantau stabil di 1294 Dolar per ton, atau sekitar 19 juta rupiah per ton untuk PPBC, dan 1404 Dolar per ton, atau sekitar 21 juta rupiah, untuk PPRC.