
01 Sep Ngeri! Ini Dampak Resesi Terhadap Suatu Negara
Dunia diprediksi akan mengalami resesi global di tahun 2022 atau 2023 ini.
Apa dampak Resesi bagi negara yang mengalaminya?
PrimaPlastindo.co.id, JAKARTA—Istilah Resesi mungkin cukup sering kita dengar, namun nampaknya sebagian orang masih belum tahu apa sebenarnya arti dari Resesi dan dampaknya untuk perekonomian.
Resesi adalah melemahnya atau bahkan terhentinya kegiatan dagang, industri, dan sebagainya.
Resesi ekonomi ditandai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi riil yang bernilai negatif selama 2 kuartal berturut-turut, atau sekitar 6 bulan.
Apa tanda-tanda penurunannya? nah, ini bisa dilihat dari laporan PDB (Produk Domestik Bruto), tingkat pendapatan dan ketersediaan lapangan kerja, hingga tingkat produksi industri dan aktivitas penjualan grosir-eceran suatu negara.
Jika tanda-tanda ini terus negatif atau turun secara signifikan, dan dalam 6 bulan berturut-turut, maka kondisi ini lah yang disebut sebagai ‘Resesi’.
Nah, apa dampak dari resesi terhadap suatu negara?
Dampak resesi ini sendiri bisa berbuntut panjang.
Seperti yang disebutkan di awal, resesi merupakan perlambatan kegiatan ekonomi yang berkepanjangan.
Nah, ini dapat berdampak pada banyak industri, karena mereka akan terpikir untuk menahan kapasitas produksinya sementara waktu dan bahkan bisa jadi beberapa perusahaan akan mengalami kebangkrutan, sehingga akan mendorong kenaikan tingkat PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan pengangguran.
Selain itu, kondisi ini akan membuat banyak investor menarik dana mereka dari pasar modal untuk di investasikan di aset lain yang lebih aman dan menguntungkan.
Kegiatan ekonomi yang sulit juga pasti akan melemahkan daya beli masyarakat, sehingga membuat mereka lebih selektif dalam menggunakan uang – fokusnya akan pada pemenuhan kebutuhan terlebih dulu saja.
Dari sisi pemerintah, dampak resesi ini akan membuat pinjaman pemerintah melonjak naik, karena dana tersebut pasti dibutuhkan untuk membiayai pembangunan negara dan warganya, seperti pemeliharaan kesejahteraan rakyat, dengan tunjangan, bantuan sosial, subsidi, dan termasuk juga stimulus-stimulus untuk membangkitkan kembali perekonomian yang mandeg atau melambat – pasti butuh dana yang besar untuk melakukan hal tersebut.
Pendapatan negara dari pajak dan non-pajak juga akan merosot, akibat dari PHK dan tingkat penghasilan masyarakat yang rendah sehingga pemerintah pun menerima pajak penghasilan yang lebih sedikit.
Turunnya pendapatan pajak, padahal pemeliharaan kesejahteraan masyarakat meningkat, akan membuat anggaran defisit, dan membuat utang pemerintah naik, memperburuk efek resesi terhadap suatu negara.
Meskipun terdengar mengerikan, tapi sebenarnya resesi adalah bagian dari siklus ekonomi, dan bukannya tidak mungkin untuk dilalui dan pulih dari dampak buruknya.
Berbagai negara telah melewati resesi dan terus bertahan, bahkan negara seperti Amerika Serikat sekali pun berkali-kali mengalami resesi, namun dapat terus bertahan dan memulihkan diri.