Harga Minyak Terus Turun! Kenapa?

Harga Minyak Terus Turun! Kenapa?

Harga minyak dunia terus turun, bahkan masuk ke level 90 Dollar per barel di akhir Agustus 2022.

Apa penyebab harga minyak terus turun?

Apakah penurunan ini akan berlanjut di bulan-bulan depan?


PrimaPlastindo.co.id, JAKARTA—Di bulan Juni 2022 lalu, harga minyak dunia sempat mencapai level 120 Dollar per barel, namun sejak itu level harganya terus mengalami penurunan hingga masuk ke level 90 Dollar per barel di bulan Agustus.

Untuk harga minyak Brent, di minggu keempat bulan Agustus, harganya dibuka di 95,86 Dollar per barel, turun 0,88% dibandingkan minggu sebelumnya.

Sedangkan untuk WTI, di minggu yang sama, harganya dibuka di 89,85 Dollar per barel, turun 1,01%

Apa yang menyebabkan harga minyak terus turun hingga akhir Agustus?

Menurut analis, ada 3 faktor utama yang menyebabkan harga minyak turun hingga 30 Dollar per barrel dari puncaknya di bulan Juni
Faktor yang pertama adalah Resesi, terutama yang terjadi di Amerika Serikat, salah satu konsumen minyak terbesar dunia.

Memang secara teknis, beberapa ekonom menunjukkan bahwa ekonomi AS tidak sedang dalam resesi, namun data-datanya menunjukkan memang ada kontraksi pertumbuhan ekonomi selama 2 kuartal berturut-turut.

Faktor yang kedua adalah pasokan minyak dari Rusia, yang memang menentang penurunan tingkat produksi minyak dunia.

Walau banyak dihalangi sanksi dan pembatasan dari negara-negara barat, Rusia tampaknya telah mengalihkan arus ekspor minyak mereka ke India dan China, sehingga distribusi minyak global tidak lagi terbatas

Faktor yang ketiga adalah pelepasan cadangan minyak darurat AS, sebanyak lebih dari 180 juta barel.

Pelepasan cadangan minyak ini merupakan bagian dari rencana Presiden Biden untuk mengurangi biaya energi yang tidak stabil di sana.

Nah, ketiga faktor ini, membuat pasokan minyak dunia cukup tinggi dan tersedia, maka tidak heran jika harganya terus mengalami penurunan. Maka, sampai berapa lama harga minyak dunia akan terus turun?

Sebagian besar analis menyatakan bahwa hal itu tergantung pada 2 konsumen minyak terbesar dunia, yaitu AS dan China

Yang pertama, Amerika Serikat, jika kontraksi pertumbuhan ekonominya terus berlanjut dan meluas, ini akan berefek pada melemahnya belanja konsumen, turunnya investasi bisnis, dan produksi industri pun jadi melambat – pada ujungnya permintaan minyak dan produk turunannya akan anjlok.

Yang kedua, adalah China – kebijakan pengendalian pandemi mereka yang ketat telah mengakibatkan pukulan yang keras terhadap pertumbuhan ekonomi dan industri mereka.

Menurut data dari Biro Statistik Nasional (NBS), permintaan minyak China turun 9,7% secara year-on-year menjadi 12,16 juta barel per hari – ini mencerminkan akibat dari terbatasnya gerak industri dan krisis properti yang terjadi di sana

Maka, selama kontraksi ekonomi kedua negara konsumen utama minyak dunia ini tidak segera berubah arah ke depannya dan menunjukkan adanya peningkatan permintaan, maka kelihatannya tren penurunan harga minyak masih akan terus berlanjut.



Whatsapp kami
1
Butuh Info?
Halo!
Butuh informasi harga biji plastik apa anda hari ini?