Dolar AS Terus Menguat, Ekonomi Global Bagaimana?

Dolar AS Terus Menguat, Ekonomi Global Bagaimana?

Dolar AS sedang menguat, banyak yang percaya ini dapat membawa malapetaka untuk ekonomi global.

Apa penyebabnya?

Apa dampaknya, dari penguatan harga Dolar AS ini terhadap ekonomi global?


PrimaPlastindo.co.id, JAKARTA—Di awal Agustus 2022, Dolar AS sedang menguat cukup tinggi, bahkan sempat di pertengahan Juli 2022 lalu, untuk pertama kalinya Dollar AS sejajar nilainya dengan Euro – 1 Dolar senilai dengan 1 Euro.

 

Menurut banyak laporan, nilai Dolar AS memang sedang ada di titik tertingginya sepanjang masa – tidak hanya terhadap Rupiah saja, tapi sejak pertengahan 2021, kenaikan nilai tukarnya mencapai 15% terhadap sejumlah mata uang lainnya.

Apa penyebabnya? Salah satunya memang kebijakan untuk menaikkan suku bunga dengan agresif yang dilakukan oleh The Fed, bank Sentral Amerika – sehingga penguatan Dolar saat ini, menurut banyak pelaku pasar, kelihatannya sulit terbendung.

Menurut Vishnu Varathan, Kepala Ekonomi dan Strategi Mizuho Bank di Singapura, di pertengahan 2022 ini tidak ada senjata yang dapat segera melemahkan kekuatan Dollar AS.

Mengapa?

Karena Zona Euro saat ini terhambat oleh konflik di Ukraina dan krisis energi yang sedang berkecamuk disana – itu lah sebabnya nilai tukar Euro drop, sehingga sejajar dengan Dolar AS.

Di sisi lain, salah satu raksasa ekonomi dunia, China, memang sedang berusaha membangkitkan kembali perekonomian mereka, namun masih belum stabil lajunya, karena masih berjibaku dengan penanganan pandemi yang dilakukan dengan ketat di sana.

Ini membuat semakin tidak ada alternatif lain selain Dolar AS untuk mendukung perdagangan Global.

Dan ini menyimpan potensi malapetaka yang cukup berbahaya. Apa itu?

Dengan menguatnya nilai tukar Dolar AS, biaya impor pangan di banyak negara akan semakin naik, dan akan memperdalam tingkat kemiskinan di sebagian besar belahan dunia; yang akan memicu banyaknya negara kesulitan dan bahkan gagal bayar utang – seperti yang terjadi di Srilanka – tak ayal penguatan nilai tukar Dolar ini juga akan menumpuk kerugian para investor di pasar saham dan obligasi di mana-mana.

Sebenarnya selain karena The Fed menaikkan suku bunga mereka, penguatan Dolar AS ini juga disokong oleh permintaan Dolar yang tinggi.

Kenapa bisa permintaannya jadi tinggi? Alasannya sederhana: karena pada saat pasar dunia menggila dan terguncang, investor akan mencari perlindungan dari alat tukar yang lebih pasti dan terjamin, yaitu Dolar AS itu tadi.

Dalam perdagangan global, Dolar AS memang menjadi ‘pelumas’ yang melancarkan putaran rodanya – bahkan kira-kira 40% dari 28,5 triliun perdagangan global tahunan dinilai dalam Dolar AS.

Makanya sudah banyak negara yang merasakan dampak menguatnya Dolar AS ini, seperti Yen Jepang yang turun ke level terendahnya sejak 24 tahun lalu, disusul juga oleh Peso Chile dan Rupee di India dan Sri Lanka, yang juga mencapai rekor terendahnya tahun ini.



Whatsapp kami
1
Butuh Info?
Halo!
Butuh informasi harga biji plastik apa anda hari ini?