
15 Jul RESESI MENGANCAM! INDONESIA MASIH AMAN?
Inflasi meningkat, Resesi Global semakin menghantui.
Bagaimana respon pasar akan hal ini? Apakah Indonesia aman dari ancaman Resesi?
PrimaPlastindo.co.id, JAKARTA—Di tengah tahun 2022 ini, laju inflasi di Indonesia terus naik, membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dilanda aksi jual, bahkan nilai tukar Rupiah pun terkena imbasnya.
Menurut lansiran data Refinitiv, IHSG di awal Juli 2022 sempat anjlok ke posisi terendah sejak Mei 2022, diwarnai dengan aksi jual bersih yang dilakukan oleh para investor asing hingga mencapai 3,9 Triliun Rupiah.
Jadi banyak investor asing yang menarik dananya dan kabur dari pasar Indonesia.
BACA JUGA: THE FED NAIKKAN SUKU BUNGA! INDONESIA AMAN?
Di sisi lain, Rupiah juga melemah, bahkan sempat menyentuh level 14.970 Rupiah per Dolar AS – ini merupakan level terendah Rupiah terhadap Dolar AS sejak lebih dari 2 tahun lalu.
Bagaimana dengan inflasi di Indonesia? Secara tahunan, inflasi Juni 2022 ada di 4,35%, ini lebih tinggi daripada prediksi banyak pelaku pasar yang memperkirakan bahwa inflasi di Indonesia secara tahunan akan mencapai 4,15% saja.
Apakah ini berarti Indonesia sudah hampir dekat dengan jurang Resesi?
Mengingat sudah banyak negara, bahkan termasuk Amerika Serikat juga, terancam masuk ke dalam jurang resesi ini?
Untungnya, meskipun dunia terancam resesi, posisi Indonesia masih cukup aman, karena meskipun inflasi naik terus, tapi kenaikannya terjaga.
Meskipun begitu, pelambatan ekonomi memang sudah pasti akan terjadi, dan tanda-tandanya sudah mulai terlihat, dari bagaimana ekspansi sektor manufaktur Indonesia mulai melambat, dan bahkan nyaris mengalami kontraksi.
Tapi, walau begitu, di sisi lain, pemerintah Indonesia berupaya untuk menjaga daya beli masyarakat tetap tinggi dalam situasi sekarang ini.
Itu sebabnya pemerintah menambah subsidi energi, sehingga BBM Pertalite dan gas LPG kg tidak melonjak tinggi harganya sesuai dengan harga keekonomiannya – hanya saja memang perlu dibatasi agar tepat sasaran dan tidak membuat APBN jebol.
Selain itu, sebenarnya Bank Indonesia masih punya ‘senjata pamungkas’ untuk meredam inflasi jika memang ternyata semakin tidak terkendali kedepannya.
Apa ‘senjata pamungkas’ tersebut? Suku Bunga. Bank Indonesia masih belum menaikkan suku bunga saat ini, agar pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini bisa terakselerasi.
Tapi jika dirasa laju inflasi semakin meroket dan tak terkendali, BI siap menaikkan suku bunga untuk meredam hal itu.
Jadi Indonesia masih lumayan bisa bernafas agak lega menghadapi inflasi dan ancaman resesi global saat ini.
Ya, memang Rupiah melemah, namun kinerjanya masih cukup bagus kalau dibandingkan dengan mata uang Asia lainnya.
Ditambah lagi, harga-harga komoditas energi sedang naik tinggi, dan ini terbukti menjadi angin segar untuk Indonesia, karena neraca perdagangan Indonesia terus surplus selama 25 bulan berturut-turut karena tingginya harga komoditas ini.
Dan di kuartal kedua 2022 ini, Bank Indonesia memperkirakan bahwa transaksi berjalan saat ini masih akan terus surplus.
Jadi masih bisa dibilang, Indonesia cukup aman posisinya menghadapi inflasi dan resesi.