NEGARA-NEGARA INI SUDAH MASUK JEBAKAN CHINA! INDONESIA BAGAIMANA? [KABAR BISNIS]

NEGARA-NEGARA INI SUDAH MASUK JEBAKAN CHINA! INDONESIA BAGAIMANA? [KABAR BISNIS]

Kepala Intelijen Inggris (MI6) memperingatkan akan ‘jebakan’ China yang mengancam kedaulatan.

Jebakan apa ini? dan apakah ada pengaruhnya untuk Indonesia? mengingat investasi China di Indonesia cukup besar?


PrimaPlastindo.co.id, JAKARTA—Kepala Badan Intelijen Inggris, MI6, Richard Moore memperingatkan akan 2 ‘jebakan’ China yang dapat mengancam kedaulatan negara-negara lain.

Apa saja jebakan tersebut?
Yang pertama adalah Jebakan Data. Apa maksudnya jebakan data ini? Menurut Moore, China memiliki kapasitas untuk ‘mengumpulkan data dari seluruh dunia’ melalui penyebaran produk teknologinya yang terkenal murah dan ekonomis, sehingga cukup banyak negara yang menggunakan produk China untuk mendukung infrastruktur teknologi dan data mereka.

Oleh karena itu di Inggris, raksasa telekomunikasi China Huawei telah dilarang untuk ikut serta dalam pembangunan infrastruktur 5G di sana, sebagai langkah preventif pencegahan China ‘memanen data’. Banyak yang takut akan praktik keamanan produsen teknologi China tersebut dan hubungan eratnya dengan pemerintah China.

Sehubungan dengan hal ini, Moore juga menyatakan bahwa jika suatu negara membiarkan pelanggaran akses data penting ini terus berlangsung, seiring berjalannya waktu itu akan mengikis kedaulatan negara tersebut, dan pada akhirnya kehilangan kendali atas data-data pentingnya.

Jebakan kedua yang mengkhawatirkan juga adalah Jebakan Utang.
Miliaran dolar uang investasi dan pinjaman asal China memang telah mendongkrak perekonomian beberapa negara, termasuk di Eropa dan Asia – tapi yang jadi masalah adalah pada saat pinjaman tersebut tidak bisa dilunasi. Apa yang akan terjadi. Pada banyak kesepakatan, China dapat memilih keputusan apa yang akan diambil jika itu terjadi dan itu termasuk kemungkinan pengambil alihan konsesi ekonomi dan politik dari si negara peminjam.

Contohnya, seperti dalam kasus investasi pelabuhan Piraeus di Yunani untuk menjadikannya sebagai salah satu pelabuhan terbesar di Eropa, yang kemudian diambil alih oleh China dan dijadikan gerbang masuk produk China ke wilayah Eropa saat ini. Contoh lain adalah Bandara Internasional Entebbe di Uganda yang saat ini pengelolaannya dikuasai oleh China karena gagal bayar utang, termasuk juga pelabuhan Hambantota di Srilanka yang dibangun dengan bantuan utang China sebesar 1,5 Miliar Dolar AS.

 

 

Bagaimana dengan Indonesia?
Saat ini, menurut data Bank Indonesia, utang luar negeri Indonesia ke China per Agustus 2021 adalah sebesar 21,2 Miliar Dolar AS (305 Triliun Rupiah), dan menurut Badan Pusat Statistik, nilai investasi China di Indonesia pada tahun 2020 itu berjumlah 4,8 Miliar Dolar AS (68,9 Triliun Rupiah), termasuk di dalamnya adalah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang saat ini sedang berjalan. Itu bukan angka yang tidak bisa dibilang kecil, jadi apakah Indonesia aman dari jebakan utang China?

Apakah akan ada aset Indonesia yang akan termakan jebakan ini?
Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, saat ini penyerahan pengelolaan aset gara-gara gagal bayar ke China memang belum terjadi di Indonesia tapi resikonya selalu ada dan perlu diantisipasi. Seperti pembengkakan biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung contohnya, ini sudah menunjukkan indikasi buruk yang mengarah ke arah sana.

 

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mengantisipasi dengan menanamkan modal sebesar 4 Triliun Rupiah, meskipun awalnya pemerintah tidak ikut menjamin proyek tersebut. Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan juga telah meyakinkan bahwa perjanjian proyek-proyek investasi China di Indonesia itu sifatnya B2B (Business to Business), bukan G2G (Government to government) sehingga bisa semakin mengurangi resiko jebakan.



Whatsapp kami
1
Butuh Info?
Halo!
Butuh informasi harga biji plastik apa anda hari ini?