31 Mar [BREAKING NEWS] PASAR POLIOLEFIN TERSENGGOL KONFLIK EROPA TIMUR! PP & PE BAGAIMANA?
Pasar Poliolefin mulai terdampak oleh konflik di Eropa Timur.
Bagaimana dampaknya?
Terutama untuk harga PP dan PE Global?
Primaplastindo.co.id, JAKARTA—Konflik yang terjadi di wilayah Eropa Timur, dinilai akan memberikan dampak negatif jangka pendek pada pertumbuhan ekonomi global. Terutama karena salah satu pihak yang bertikai adalah eksportir utama minyak dunia, sehingga mau tidak mau konflik tersebut akan memberi dampak pada harga minyak dan energi.
Jadinya, pertumbuhan ekonomi dunia jadi tersendat dan berpotensi besar memberi banyak efek limpahan pada negara berkembang.
Bagaimana tidak, minyak dan energi ini adalah ‘bahan bakar’ untuk geraknya roda perekonomian dunia. Produk hasil olahan minyak bumi seperti solar dan bensin, menjadi bahan bakar utama untuk logistik, baik darat, laut, dan udara. Sedangkan produk olahan lainnya, seperti Nafta, menjadi bahan baku utama produk plastik di berbagai industri manufaktur.
Jadi, kita bisa lihat bagaimana konflik ini berbuntut panjang dan akhirnya berefek pada kondisi pasar dan perekonomian. Nah, ini tercermin pada lonjakan harga PP dan PE yang kuat di akhir Maret 2022 ini. Tercatat di minggu kelima Maret, penawaran HDPE film sudah naik tajam, naiknya sekitar 355 Dollar per ton. Sedangkan LLDPE film dan LDPE film, naiknya sekitar 245-300 Dollar per ton, sedikit saja levelnya di bawah HDPE film.
Bagaimana dengan PP?
Per tanggal 25 Maret lalu, penawaran akhirnya naik sekitar 328 Dollar per ton untuk PPH injeksi dan rafia.
Nah, peningkatan tajam ini memang disambut resistensi yang kuat dari banyak pembeli. Sebagian pembeli memang telah mengamankan pasokan mereka saat level harga PP dan PE agak rendah di awal Maret lalu, agar bisa bertahan melewati bulan April ini.
Meskipun begitu, permintaan pasar akhir yang meningkat tajam menjelang hari raya idul fitri, kelihatannya pasokan yang ada akan habis lebih cepat dan membuat banyak pembeli tidak punya pilihan lain selain menyerap harga yang tinggi ini. Banyak yang berharap de-eskalasi konflik yang berlangsung saat ini, bisa menurunkan harga minyak secara signifikan, agar harga-harga komoditas bisa kembali turun juga.