05 Aug JURNAL PLASTIK | Recycle, Upcycle, Downcycle – Apa Bedanya?
Halo Sobat Prima Plastindo, kita sudah sering dengar istilah recycle atau daur ulang plastik, sudah sering juga kita bahas dalam video-video sebelumnya, tapi mungkin kita masih jarang dengar istilah upcycle dan downcycle.
Apa sebenarnya upcycle dan downcycle? Apa bedanya dengan recycle? Mana yang lebih menguntungkan dari ketiganya ini?
Masalah Sampah Plastik
Sampah plastik. Kalau bicara soal sampah plastik, sudah tahu kita bahwa ini adalah masalah yang sangat parah, karena semakin tahun semakin menggunung saja ini sampah, mencemari alam dan lingkungan, dan penanganannya masih sangat minim sekali.
2018
Produksi Plastik
359 juta ton
Sampai 2018 lalu saja, ada 359 juta ton produk plastik yang diproduksi, dan jumlah sampah plastik yang tertangani dari hasil produksi itu hanya sekitar 10%nya saja. Sedikit sekali! Yang jadi tambahan masalah lagi adalah permintaan produk plastik ini, semakin meningkat per tahunnya, kalau kita lihat di tahun 2019 aja permintaan pasar akan plastik naik 3.5% dari tahun sebelumnya.
Solusi Sampah Plastik?
Jadi produksi makin banyak, tetapi yang tertangani hanya segitu-segitu saja, alhasil sampah plastik mau tidak mau pasti akan semakin menggunung setiap tahunnya. Jadi bagaimana harusnya penanganannya? Selama bertahun-tahun recycle atau daur ulang dipandang sebagai harapan dan solusi untuk masalah sampah plastik ini, itu benar, tetapi sebenarnya ada juga upcycle dan downcycle, yang bersama-sama dengan recycle harusnya bisa meningkatkan penanganan masalah sampah plastik kita ini.
Apa memang bedanya recycle dengan upcycle dan downcycle?
Recycle
Istilah recycle sendiri sebenarnya berarti mengolah sesuatu yang lama menjadi sesuatu yang baru yang memiliki nilai dan kualitas yang kurang lebih sama atau sepadan. Seperti biji plastik recycle atau daur ulang contohnya, kebanyakan produk plastik yang beredar sekarang ini diproduksi menggunakan biji plastik original hasil olahan dari minyak bumi, nah setelah produk-produk plastik tersebut dibuang dan jadi sampah, sampah plastik inilah yang dikumpulkan, dibersihkan, dan dicacah untuk bisa diolah kembali menjadi biji plastik yang siap dibentuk menjadi produk plastik baru.
Plastik Bukan Bahan Recycle?
Nah seperti itu contohnya kurang lebih, tapi sebenarnya plastik ini bukan bahan yang bisa dikategorikan recycle aslinya. Kenapa? Karena hasil daur ulangnya biasanya mengalami penurunan kualitas.
Kemurnian Plastik Sulit Dijaga
Walaupun ada juga biji plastik daur ulang yang berkualitas tinggi dan mirip sekali dengan original, karena biasa diolah dari produk-produk yang ditolak yang dihancurkan dan diolah kembali, sehingga kemurnian bahannya masih bisa dipertahankan. Tetapi kebanyakan plastik yang sudah keluar ke pasar sudah terkontaminasi senyawa-senyawa lain, atau tercampur dengan tipe plastik yang lain, sehingga kemurniannya juga diragukan.
Makanya banyak pembeli perlu hati-hati dan teliti saat membeli biji plastik recycle, supaya bisa dapat bahan baku yang berkualitas dan tidak mengganggu proses produksi.
Keuntungan Recycle Plastik
Walau begitu, upaya untuk mendaur ulang sampah plastik ini memiliki banyak keuntungan, diantaranya yang paling utama adalah mengurangi secara signifikan jumlah sampah plastik yang ada.
Mengurangi Konsumsi Energi
Lalu yang kedua, memproduksi biji plastik original dari olahan minyak bumi membutuhkan energi yang besar, dan me-recycle plastik dapat menghemat 2/3 energi yang dibutuhkan, sehingga menekan konsumsi minyak mentah, mengurangi polusi, dan juga menekan efek rumah kaca akibat polutan yang dihasilkan saat memproduksi biji plastik orisinal.
Keuntungan Sosial & Finansial
Yang ketiga, dalam ekonomi sirkular, proses recycle ini selain baik untuk lingkungan hidup, tetapi juga membuka lahan pekerjaan yang besar dan memungkinkan banyak orang mendapat keuntungan ekonomi yang tidak tanggung-tanggung.
Nah bagaimana dengan upcycling?
Upcycle
Kalau recycling tadi adalah upaya untuk mengolah barang menjadi sesuatu yang baru dan bernilai sepadan, upcycling ini adalah upaya untuk mengolah sampah untuk menjadi sesuatu yang lebih tinggi nilainya. Seperti apa contohnya? Sebenarnya simpel sekali contohnya, sesimpel menggunakan botol plastik air minum untuk menjadi pot tanaman di rumah, atau ada juga yang mengolah sampah botol plastik menjadi lampu hias atau lampu gantung. Sesimpel itu.
Kenapa bisa dibilang lebih tinggi? Karena untuk proses recycle ada biaya lebih yang perlu dikeluarkan untuk proses pengumpulan, pembersihan, pencacahan, pengolahan, dll, sehingga nilai keuntungannya sebenarnya agak tipis.
Beda Upcycle dan Recycle
Berbeda dengan produk-produk upcycling ini, karena tidak perlu melewati banyak proses pengolahan, sehingga margin antara modal dan nilai jualnya bisa dibilang lebih tinggi. Seperti contohnya juga, ada yang menggunakan sampah plastik kemasan sabun atau kemasan lainnya yang dijahit dan dianyam menjadi tas. Modal yang dikeluarkan untuk mendapatkan sampah plastik dan mengolahnya pasti jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai jual di pasarnya.
Nah, produk-produk seperti inilah yang bisa dikategorikan sebagai produk upcycling.
Solusi Upcycling Sulit Berkembang?
Memang, kalau kita lihat, pengembangan produksinya masih cukup terbatas saat ini, masih di ranah UMKM-lah mungkin jatuhnya, masih cukup sulit untuk bisa naik ke skala yang lebih besar lagi. Lagipula, kalau produk-produk hasil upcycling ini juga sudah habis masa pakainya dan dibuang orang, kembali produk-produk tersebut akan masuk ke proses recycling juga, jadi bisa dibilang upcycling ini memperpanjang umur pemakaian produk plastik saja sebelum akhirnya di-recycle juga.
Plastik Tidak Bisa Terus Di-Recycle
Nah, kebanyakan plastik hanya bisa di recycle atau didaur ulang beberapa kali saja, semakin sering melewati proses daur ulang, ikatan polimer di dalamnya akan semakin pendek dan menghasilkan struktur yang lebih lemah, sehingga kualitas produk yang dihasilkan akan semakin menurun juga.
Maka dari itu, kita masuk sekarang ke solusi downcycling yang digunakan. Apa yang dimaksud dengan downcycling?
Downcycle
Nah, anda mungkin sudah bisa menebak, kalau recycling menghasilkan produk yang sepadan, upcycling produk yang lebih tinggi, downcycling adalah upaya mengolah kembali yang menghasilkan produk yang lebih rendah nilainya. Tetapi lebih rendah bukan berarti tidak bernilai ya, downcycling masih bisa memberikan keuntungan juga. Bagaimana caranya?
Landfill
Cara downcycling yang paling sering digunakan adalah landfill, yaitu mengisi cerukan tanah dengan sampah yang sudah dipadatkan kemudian ditutupi tanah lagi, sehingga tanah yang dikeruk untuk membuat cerukan tadi bisa digunakan di tempat lain. Meskipun sering digunakan, bukan berarti ini aman ya, karena sebenarnya ini bukan cara yang sehat untuk menangani sampah plastik, kenapa? Karena kalau tidak ditangani dengan benar, yang ada malah bisa mencemari tanah dan air tanah, kalau asal-asal aja dilakukannya malah bisa berbahaya untuk lingkungan.
Insinerasi
Cara lain adalah dengan insinerasi alias dibakar, jadi sampah plastik yang ada tersebut dibakar dan kadang dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit tenaga listrik juga, tetapi sekali lagi ini juga tidak sehat, karena mengingat plastik yang dibakar akan melepaskan senyawa berbahaya dan bercaun ke udara, sehingga sangat berbahaya untuk dihirup. Jadi memang bisa terlihat dari 2 cara ini bahwa manfaat dan bahaya dibanding keuntungannya bisa dibilang lebih kecil, tapi tidak semua teknik downcycling seperti itu, masih ada teknik yang bisa menguntungkan. Apa saja itu?
Plastik Jadi Bahan Campuran
Yaitu dengan menjadikan sampah plastik tersebut menjadi campuran bahan lain, antara lain bisa dijadikan campuran aspal, batu bata, kayu, atau juga kain.
Campuran Bahan Denim
Levi’s sudah coba lakukan ini, dengan mencampur hasil proses sampah plastik dengan kain denim dan mengeluarkan line-up celana jeans dari bahan campuran ini. Levi’s menyatakan bahwa dalam setiap celana jeans yang dihasilkan, ada campuran plastik dari 8 botol plastik, sehingga lumayan juga, semakin banyak jeans yang terjual, semakin berkurang juga jumlah sampah plastik kita.
Campuran Aspal
Di sisi lain, ada yang juga mencampurkannya dengan aspal untuk melapisi jalan. Campuran yang cocok sebenarnya, karena aspal juga hasil olahan dari minyak bumi – sama seperti plastik, sehingga dengan cara ini, kita bisa mendapatkan jalan aspal yang mulus seraya mengurangi jumlah sampah plastik pada waktu yang bersamaan.
Campuran Batu Bata
Ada lagi yang mengembangkan campuran sampah plastik dengan batu bata. Senyawa polimer yang terdapat dalam plastik membantu mengikat dan meningkatkan kekuatan batu bata tersebut menerima daya tekan, jadinya tidak mudah hancur dan lebih kuat menahan beban. Solusi yang bagus sekali sebenarnya, karena dengan begitu, teknik downcycling ini bisa mendukung industri konstruksi dan bangunan kita juga, tapi memang sayangnya teknik ini masih baru dan dalam pengembangan, jadi harga batu batanya juga relatif lebih mahal dari yang biasa.
Tetapi tentu kita berharap riset di bidang ini bisa terus berlanjut sehingga nantinya batu bata campuran plastik ini bisa diproduksi secara massal dengan harga yang jauh lebih terjangkau lagi.
Campuran Panel Kayu
Nah, ada juga yang sudah membuat sampah plastik ini sebagai campuran kayu dan sudah berhasil juga dijual serta digunakan secara luas, dengan nama Wood Plastic Composite (WPC). WPC ini sendiri merupakan campuran dari 60% serbuk kayu dan 30% biji plastik HDPE daur ulang, sehingga memiliki kekuatan seperti kayu asli tapi juga memiliki keunggulan polimer plastik yang tahan lama, terutama untuk pemakaian outdoor.
Itu baru beberapa teknik downcycling yang ada, kedepannya mungkin industri yang menerapkan downcycling ini akan semakin meningkat, bersamaan dengan industri produk plastik recycle dan upcycle.
Recycle, Upcycle, Downcycle–Apa Bedanya?
Nah itu tadi bedanya upcycle, recycle, dan juga Downcycle. Bagaimana menurut Sobat Prima Plastindo? Apakah ini adalah solusi jangka panjang yang cocok untuk masalah sampah plastik kita?