24 Mar BREAKING NEWS | Pasar PP dan PE Asia dipengaruhi Pasokan Cina?
Kenaikan harga minyak dunia sukses mendorong harga bahan baku plastik global naik ke level yang baru. Kelangkaan pasokan yang akut dan masalah produksi beberapa produsen utama juga ikut menyumbang lonjakan harga bahan baku tersebut.
Di tengah gejolak pasar yang hebat seperti ini, Cina tampaknya tenang-tenang saja dengan gerak industri manufakturnya yang cenderung positif sejak akhir tahun lalu. Tetapi apakah memang benar seperti itu?
Apakah memang pasar bahan baku plastik Cina cukup aman?
Apakah kegiatan industri Cina ini memengaruhi tanjakan harga PP dan PE di Asia? Tiga minggu setelah liburan tahun baru Imlek, harga PP impor Cina dilaporkan masih terus menanjak meskipun adanya resistensi dari banyak pembeli, termasuk pembeli domestik Cina. Menurut beberapa pedagang dan pemasok PP di Cina, kenaikan harga pasca liburan ini sempat mendapat tantangan dan penolakan yang kuat dari para pembeli.
Karena banyak pembeli telah menyiapkan pasokan yang cukup banyak sebelumnya sehingga kebanyakan menunggu harga untuk turun kembali sebelum mereka menambah pasokan serta menekan para pemasok untuk memberikan potongan harga khusus untuk kebutuhan mendesak mereka. Akan tetapi, akibat dari dorongan yang kuat dari lonjakan harga minyak mentah, harga propilena yang tinggi, serta kekurangan pasokan global yang akut, mau tidak mau penguatan harga PP tidak dapat dibendung.
Banyak pembeli yang harus menerima dan menelan kenyataan bahwa harga PP masih akan terus berada di level yang tinggi selama beberapa bulan kedepan dan tidak akan turun dalam waktu dekat. Kenaikan harga PP, termasuk homo-PP dan PPBC injeksi, naik sekitar 17% dibandingkan dengan harga sebelum liburan Imlek, dengan harga rata-rata mingguan homo-PP rafia mencapai harga $1265 per ton dan PPBC injeksi mencapai harga $1355 per ton, keduanya mencapai level tertingginya selama 3-4 tahun belakangan ini.
Harga minyak dunia berhasil menembus harga $70 per barel akibat dari serangan kelompok milisi Yaman ke fasilitas minyak Arab Saudi, mengantarkan harga spot propilena Asia berada di level tertingginya sejak Oktober 2018. Di sisi lain, pabrik produsen yang terpaksa tutup gara-gara cuaca dingin yang ekstrem di Amerika Serikat sudah mulai kembali dibuka dan beroperasi, tapi mungkin butuh sekitar 1-2 minggu untuk dapat beroperasi pada kapasitas normal karena adanya pemeriksaan keamanan dan ujicoba lapangan.
Jadi nampaknya harga PP di daerah Eropa dan Amerika Serikat masih akan terus terdongkrak didorong oleh berbagai sentimen ini. Yang menarik adalah kondisi di Asia, di Cina terutama, karena ternyata efek samping dari libur Imlek kemarin adalah pasokan PP yang cukup tinggi, karena produsen biji plastik terus beroperasi sepanjang liburan membuat pasokannya menumpuk cukup banyak.
Pasokan poliolefin gabungan dalam negeri Cina dilaporkan mencapai 915.000 ton per 9 Maret lalu, dengan penyerapan pasar lokal yang cenderung terbilang cukup rendah dan lambat pasca liburan. Oleh karena itu, Cina sedang berfokus pada pasar ekspor saat ini untuk menyebar pasokan yang ada dan juga memanfaatkan peningkatan harga yang terjadi dimana-mana saat ini.
Peningkatan kegiatan ekspor ini ditambah dengan beberapa penutupan pabrik lokal di Cina diharapkan bisa mengimbangi tingkat penyerapan pasar lokal yang rendah dan menghindari suplai berlebih dalam negeri. Penawaran PP Ekspor China ini baru-baru dilaporkan sudah muncul di Vietnam, Turki, dan Eropa, jadi kelihatannya China memang gerak cepat sekali memanfaatkan kenaikan harga yang tajam walaupun tidak terlalu agresif.
Gerak cepat ekspor PP China ini memberi angin segar kepada pasar Turki yang saat ini memang sedang kacau balau dihancurkan oleh kenaikan harga yang tidak terkendali mulai dari pertengahan Februari lalu. Arus impor yang macet akibat kendala logistik yang belum beres ditambah dengan krisis pasokan di seluruh dunia dan kenaikan harga minyak dan bahan baku plastik di pasar Eropa dan Amerika serikat memberikan pukulan keras bertubi-tubi pada pasar plastik Turki dan membuat pelaku pasar lokalnya panik menghadapi situasi.
Makanya asupan PP ekspor dari China ini jelas memberi angin segar, karena walaupun harganya masih tinggi, paling tidak ada pasokan siap kirim yang langsung bisa diserap pasar lokal Turki, dan lagipula dibandingkan dengan PP ekspor asal Timur Tengah, kargo asal China ini menawarkan keunggulan yang lebih kompetitif dalam hal waktu pengiriman pasokan lebih singkat. Tidak heran, banyak pedagang dan pemasok lokal Turki berlomba-lomba untuk mendapatkan kargo PP China ini dalam jumlah besar pada awal Maret ini demi mengatasi lonjakan harga lebih ekstrim lagi sehingga bisa meningkatkan kembali daya beli pasar lokal yang sudah sangat lesu dan terkapar.
Banyak pelaku pasar yang berharap bahwa kargo-kargo PP Cina ini bisa memenuhi kebutuhan mendesak pembeli saat ini dan membatasi laju peningkatan harga yang kelihatannya tidak terhentikan. Pemandangan serupa sebenarnya bisa kita lihat juga di Asia Tenggara, dimana kenaikan harga PP yang tidak terbendung membuat lesu pasar dengan banyak pembeli yang menahan transaksi pembelian sampai harganya cenderung stabil.
Walaupun biasanya pasar Asia Tenggara mengambil pasokan bahan baku plastik langsung dari produsen Timur Tengah, namun akibat kejadian minggu lalu, pasokannya jadi lebih tersendat, sehingga pasokan siap kirim jumlah besar yang ditawarkan Cina nampak sangat menggiurkan, apalagi penawaran harga yang diajukan China paling tidak $100/ton lebih rendah dari harga utama Timur Tengah. Dan Vietnam menjadi tujuan terdekat China untuk menyalurkan kelebihan pasokan PP nya ke seluruh wilayah Asia, termasuk Thailand, Korea Selatan, dan India.
Namun tidak hanya pasar Asia, Cina juga menargetkan pasar Eropa, maka tidak heran kalau penawaran PP Cina ini juga terdengar di seluruh wilayah Eropa. Walaupun sebenarnya, banyak pembeli di Eropa yang gamang menyambut penawaran ini, karena ekspektasi kedatangan kargo PP Cina ini diperkirakan baru akan sampai pada bulan Mei dan penawaran harganya cenderung tidak sekompetitif penawaran harga wilayah Asia, sehingga banyak pembeli masih waspada dan menghitung risikonya dulu.
Sementara itu, di dalam negeri Cina sendiri kenaikan harga PP juga tidak bisa dibendung dengan kenaikan sebesar $30-40/ton minggu ini, terpengaruh oleh harga minyak dunia dan harga propilena yang menguat. Di sisi lain, pasar PE pasca liburan Imlek Cina dan Asia Tenggara juga terus menanjak selama 3 minggu belakangan ini, masing terdorong oleh pasokan yang menipis, harga etilena yang tinggi, dan juga fakta bahwa harga PE CFR Cina/Asia Tenggara masih cukup tertinggal di belakang pasar global lainnya.
Pemasok luar Asia dilaporkan telah mendekati pasar Cina dan Asia Tenggara dengan angka penawaran yang lebih tinggi dibanding minggu sebelumnya. Harga LDPE film impor asal Timur Tengah dilaporkan naik sebesar $30-40/ ton dari minggu lalu, sehingga penawaran harga akhirya mencapai angka $1.540-1.600/ton CIF tunai, harga yang cukup tinggi mengingat bahwa terakhir harga LDPE mencapai level $1.600/ton di China adalah pada September 2014.
Harga LLDPE dan HDPE film asal yang sama juga mengalami kenaikan yang sama, dengan LLDPE yang naik sebesar $40/ton mencapai angka akhir $1.170-1.230/ton, disusul juga oleh HDPE yang naik $10-30/ton menjadi $1.160-1.210/ton. Walaupun harga PE impor ini naik, tapi banyak pembeli di China belum mau membeli di level setinggi itu di tengah fluktuasi kontrak berjangka Dalian dan menunjukkan resistansi yang tinggi akan kenaikan harga bahan baku, sehingga memaksa banyak pemasok lokal menjual pada level harga yang lebih rendah dari penawaran global.
Banyak pedagang yang mengaku kesulitan untuk membebankan kenaikan harga tambahan kepada para pembeli mereka, sehingga kebanyakan terpaksa memilih menanggung terlebih dahulu selisih harga tersebut untuk memastikan penyerapan pasar tetap tinggi dan melindungi nilai PE dari kenaikan harga lebih lanjut. Tidak hanya di China, hampir di seluruh Asia para pembeli mengambil sikap yang sama, terus menahan transaksi pembelian dan hanya membeli sesuai kebutuhan mendesak saja, sambil memantau perkembangan harga PP dan PE yang terjadi.
Para pemasok dan pedagang mengantisipasi kondisi ini dengan membatasi pasokan yang ada, sehingga pasokan yang tersedia semakin terbatas selama beberapa bulan kedepan, jadi kalau berharap bahwa harga PP dan PE akan turun dalam waktu dekat, kelihatannya masih agak sulit, karena dari semua sentimen yang ada, harganya masih hanya akan bergerak naik. Bagaimana menurut Sobat Prima Plastindo sendiri? Seperti apa geliat pasar ke depannya?