27 Jan Logistik dan Kargo Langka, Dampak Besar untuk Harga Biji Plastik?
Halo Sobat Prima Plastindo, sebelumnya kita sudah membahas situasi pasar dan harga bahan baku plastik di berbagai negara, yang kebanyakan mengalami peningkatan harga akibat dari pasokan yang menipis.
Situasi yang Sama Kita Alami Juga di Indonesia
Harga berbagai jenis biji plastik mengalami kenaikan sejak akhir tahun 2020 lalu hingga sekarang, makanya banyak pelaku usaha mengeluhkan sulit mencari bahan baku plastik, dan kalaupun ada, harganya mahal! Padahal banyak yang optimis, awal 2021 ini setelah kegiatan vaksinasi massal dilancarkan, kegiatan industri di Indonesia bisa mulai kembali berjalan ke level yang normal, tidak sedikit yang berharap kondisi perekonomian dan perindustrian kita kembali positif seperti di masa sebelum pandemi ini dimulai.
Dan memang kelihatan, banyak pelaku usaha yang mulai meningkatkan produksi industri plastik mereka, dan mereka pasti membutuhkan bahan baku plastik yang siap pakai untuk menunjang hal ini. Walau begitu, harga biji plastik ORI masih berada di level yang tinggi dan belum ada tanda-tanda turun. Apa yang menyebabkan hal tersebut? Apakah ada hubungannya dengan langkanya kargo? Apa yang membuat kargo dan pengiriman luar negeri saat ini sangat terkendala?
Dengan meningkatnya kegiatan produksi banyak pabrik-pabrik plastik sekarang ini, permintaan akan bahan baku, termasuk biji plastik, juga akan ikut meningkat. Dan karena pasokan biji plastik orisinal masih sangat minim saat ini, harganya pun bisa ditebak masih sangat sangat tinggi, membuat banyak pelaku usaha industri plastik berpaling juga pada pasokan biji plastik daur ulang lokal, yang tentunya memberikan angin segar kepada industri daur ulang di Indonesia saat ini.
Jadi bisa kita lihat bagaimana kenaikan harga bahan baku orisinal plastik yang sudah dimulai sejak kuartal keempat tahun 2020 lalu ini akan mendorong angka produksi industri daur ulang plastik Indonesia saat ini. Jika pemerintah proaktif membantu dan mendukung hal ini dengan mengeluarkan kebijakan yang sesuai, diharapkan keberlangsungan hidup industri daur ulang di Indonesia akan bisa tetap bertahan keluar dari tekanan pandemi COVID-19, dan malah bisa jadi meningkat ke depannya.
Kehadiran Biji Plastik Impor Dinilai Memang Tetap Dibutuhkan Saat Ini
Menurut Asosiasi Plastik Hilir Indonesia (APHINDO) ketersediaan pasokan biji plastik daur ulang lokal sekarang ini juga masih terhitung minim dan harganya juga masih kurang kompetitif jika disandingkan dengan harga biji plastik ori impor. Banyak yang memperkirakan hal tersebut disebabkan oleh banyaknya kegiatan daur ulang yang sangat terganggu dan terdampak dengan adanya pembatasan sosial dan fisik, mengingat industri daur ulang adalah industri yang padat karya dan bukan industri yang para pekerjanya bisa bekerja dari rumah.
Sehingga selama masa pembatasan, banyak komponen kegiatan daur ulang plastik terpaksa ditekan atau bahkan terhenti total dulu untuk sementara waktu, yang berujung pada menurunnya jumlah produksi dan pasokan biji plastik daur ulang di Indonesia. Jadi bisa dikatakan pasokan bahan baku plastik kita untuk saat ini, baik yang ori dan yang daur ulang, sangat minim dan langka, dengan banyak penyuplai dan distributor yang mengaku kesulitan mendapatkan pasokan biji plastik siap kirim.
Apalagi biji plastik orisinal, yang sekarang masih terkendala dengan pengiriman dan kargo yang masih sulit akibat dari minimnya jumlah unit kontainer yang bisa digunakan, membuat tarif pengirimannya jadi mahal dan lambat, belum lagi ditambah dengan cuaca yang kurang kondusif belakangan ini. Kegiatan logistik dan kargo di sejumlah pelabuhan dunia memang banyak yang terpaksa terhenti dan macet akibat dari pandemi COVID-19 yang memaksa banyak negara memberlakukan kebijakan karantina wilayah dan menutup akses keluar masuk pelabuhan, menyebabkan pelayaran logistik internasional kekurangan unit kontainer, termasuk di Indonesia.
Situasi Defisit Jumlah Unit Kontainer ini Makin Parah
Perekonomian dan kegiatan industri Cina sudah mulai pulih dan sedang bergerak maju di tengah krisis ekonomi global saat ini. Cina telah menggalakkan kembali kegiatan produksi industri manufaktur mereka sehingga jumlah barang yang mereka produksi pun meningkat dan perlu sebanyak mungkin unit kontainer yang ada untuk mengekspor hasil produksi tersebut.
Maka Cina pun tidak segan-segan memberikan subsidi untuk industri pelayaran internasional serta membuka lebar-lebar akses dengan memberikan berbagai kemudahan kegiatan pelabuhan untuk menarik perhatian perusahan-perusahaan kargo dunia, sehingga mampu menyedot dan mengarahkan banyak kontainer dari negara-negara lain ke Cina. Hal ini jelas menciptakan kelangkaan unit kontainer di berbagai negara, termasuk di Indonesia, yang saat ini diperkirakan membutuhkan sekitar 1.200 unit kontainer untuk bisa memenuhi kebutuhan ekspor kita saja.
Kegiatan Ekspor Negara-Negara Produsen Biji Plastik Orisinal pun Jadi Terganggu
Akibat dari kelangkaan ini, negara-negara produsen biji plastik kesulitan untuk mengirimkan pasokan bahan baku plastik hasil produksi mereka ke negara-negara konsumen di berbagai penjuru dunia. Jadi kelihatannya pasokan biji plastik orisinal impor di Indonesia masih akan terganggu selama beberapa bulan awal tahun 2021 ini, membuat harga jualnya pasti masih akan bertengger di level yang tinggi untuk sementara waktu.
Di sisi lain, produksi industri daur ulang dalam negeri di Indonesia, yang diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar akan bahan baku plastik di tengah kekosongan bahan baku impor, angkanya juga terbilang masih rendah, apalagi dengan persentase penurunan produksinya yang dilaporkan cukup besar baru-baru ini, yaitu mencapai 50%. Menurut catatan dari Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik (INAPLAS) sendiri, Industri Daur Ulang Indonesia biasanya memberikan kontribusi pasokan bahan baku plastik sebesar 1 juta ton per tahun sebelum masa pandemi, yang berarti saat ini industri daur ulang kita hanya bisa memasok 50% saja dari jumlah itu, alias hanya sekitar 500.000 ton saja.
Angka yang Turun Jauh Ini Dipengaruhi Oleh Banyak Faktor
Antara lain, kegiatan pengumpulan sampah plastik yang berkurang drastis akibat dari kebijakan pembatasan kegiatan, hingga ke angka sampah plastik daur ulang yang bisa dikumpulkan pun menurun, akibat dari dominasi sampah lain yang tidak bisa didaur ulang, seperti sampah masker dan alat medis lain yang semakin menumpuk dari hari ke hari. Permintaan pasar akan bahan baku plastik kelihatannya masih akan tetap meningkat terus selama awal tahun 2021, walau pasokan bahan baku plastik impor juga masih akan terhalang untuk sementara waktu, maka penting agar industri daur ulang dalam negeri dapat digenjot untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar saat ini.
Bagaimana Menurut Sobat Prima Plastindo sendiri? Apakah Anda merasakan kelangkaan pasokan bahan baku plastik orisinal atau daur ulang saat ini? Apa yang bisa dilakukan untuk mendukung industri daur ulang dalam negeri kita sekarang?