20 Jan Proyeksi Pasar Plastik Q1 2020 – Harga PP dan PE Masih Melambung Tinggi?
Halo Sobat Prima Plastindo, tahun 2021 sudah dimulai, dan geliat pasar serta industri telah mulai meningkat, meski beigtu kita bisa melihat bahwa masih ada banyak keterbatasan yang mencegah pergerakan industri yang optimal.
Mulai dari pembatasan kegiatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia, demi mencegah penyebaran mutasi baru SARS-CoV-2 yang pertama kali muncul di Inggris, dan dengan segera menyebar bahkan sampai ke Asia. Hingga keterbatasan pasokan dan jalur distribusi yang membuat banyak permintaan pasar tidak dapat dipenuhi, dan pada akhirnya membuat banyak pabrik plastik tidak bisa beroperasi dengan kapasitas penuh.
Setelah liburan akhir tahun 2020 kemarin, keseluruhan permintaan di daratan Afrika meningkat, meskipun tingkatnya bervariasi dari satu daerah ke daerah lainnya. Di daerah Afrika Timur, Bahan HDPE dan LDPE film tercatat ditawarkan dengan kenaikan harga berkisar sebesar $20/ton, sedangkan kenaikan untuk bahan LDPE film jauh lebih tinggi, mencapai $160-170/ton.
Bahan homo-PP rafia dan injeksi yang diimpor dari Saudi ditawarkan dengan kenaikan harga sebesar $80/ton
Bahan yang diimpor dari Cina bahkan dilaporkan ditawarkan dengan harga yang jauh lebih tinggi dipengaruhi oleh kesulitan kargo laut yang masih sangat minim jumlahnya. Produsen biji plastik lokal disana pun mau tidak mau juga menaikkan harga mereka, akibat dari melonjaknya permintaan pasar domestik, tapi bahan baku poliolefin sendiri juga masih sangat terbatas.
Di Nigeria contohnya, produsen biji plastik lokalnya menaikkan harga homo-PP rafia dan injeksinya hingga $261/ton, diikuti oleh kenaikan harga PE lokal yang bervariasi antara $212-274/ton. Keterbatasan pasokan ini mendorong banyak pelaku pasar untuk mencari kargo untuk meningkatkan ketersediaan bahan baku plastik impor untuk memenuhi permintaan lokal.
Sementara ini, pasar Afrika masih berjalan dengan ritme yang cukup stabil walaupun lambat
Pembelian sektor industri terfokus hanya pada kebutuhan mendesak produksi saja. Walau begitu, banyak pembeli yang mendekati para pemasok untuk menegosisasikan harga, walaupun tidak banyak potongan harga yang bisa diberikan pihak pemasok saat ini.
Di pasar Eropa, para pelaku pasar mulai secara bertahap kembali pada kegiatan jual-beli setelah liburan Natal dan tahun baru, walau begitu penawaran harga PP di awal Januari ini tercatat telah mengalami kenaikan yang sangat tinggi, mengantarkan harga PP mencapai level tertingginya di Eropa sejak 1,5 tahun belakangan. Kenaikan harga propilena memang bervariasi di tiap wilayah di Eropa, dengan beberapa daerah mengalami kenaikan mencapai €120/ton dan beberapa daerah lain kenaikannya bisa mencapai €150-200/ton, besar kenaikannya ini sangat dipengaruhi oleh penawaran harga lokal di bulan sebelumnya.
Kenaikan harga ini diperkirakan dan diharapkan tidak akan bertahan lama serta bisa ditekan saat lebih banyak pelaku pasar kembali setelah pertengahan bulan Januari. Pasokan bahan PP impor di Eropa sendiri sudah sangat mengering, sebagai akibat dari meningkatnya kegiatan ekspor di kuartal keempat 2020 lalu, sehingga tidak ada kargo dalam perjalanan yang dapat membawa pasokan baru ke dalam pasar Eropa.
Impor bahan kopolimer PP tercatat menurun 21% ke angka 20.840 ton di bulan Oktober 2020 lalu
Bahan homo-PP juga menurun sebesar 20% ke angka 80.850 ton dalam periode waktu yang sama. Angka-angka ini agaknya masih akan sulit ditingkatkan dalam waktu dekat, mengingat masih tingginya tarif pengiriman di tengah kurangnya ketersediaan kapal dan kontainer, sehingga waktu tunggu untuk pengiriman pun jadi semakin lama.
Sementara pasokan masih sangat minim, permintaan dari berbagai sektor industri terus meningkat, terutama pada sektor industri makanan dan farmasi, dan disusul juga dari sektor industri otomotif, pipa, dan konstruksi. Hanya beberapa distributor di Eropa yang masih memiliki pasokan yang siap kirim, sementara banyak distributor sudah terjual habis pasokannya, sehingga banyak pelaku industri kesulitan mendapatkan pasokan yang siap pakai.
Apakah pemberlakuan karantina wilayah yang baru di berbagai wilayah Eropa untuk menekan penyebaran mutasi baru SARS-CoV-2 akan berdampak pada kenaikan harga PP dan PE Eropa, masih harus dilihat dan dianalisis lebih lanjut. Namun begitu, Di kuartal pertama 2021 ini, harga PP dan PE di pasar Eropa diproyeksikan masih akan bertahan di level yang tinggi, didukung oleh pasokan yang langka dan jalur distribusi impor yang belum stabil.
Di Indonesia sendiri situasinya tidak jauh berbeda
Bahan PP dan PE impor masih sangat sangat sulit mengingat hampir semua kargo dan kontainer dimonopoli oleh Cina sehingga tarif dan biaya logistik juga melonjak tinggi, itu pun dengan waktu tunggu yang pengiriman yang terbilang cukup lama. Di sisi lain, permintaan dari sektor indutri cukup tinggi, tetapi banyak distributor tidak punya pasokan siap kirim, baik untuk biji plastik PP dan PE yang orisinal maupun juga yang daur ulang. Seperti di banyak wilayah lain seperti di Afrika dan Eropa, harga pasar PP dan PE di Indonesia diperkirakan masih akan cukup tinggi selama kuartal pertama tahun 2021 ini dengan pasokan yang masih akan langka selama beberapa bulan kedepan.
Bagaimana menurut Sobat Prima Plastindo? Apakah Anda sendiri merasakan kelangkaan pasokan PP dan PE ini? Menurut Anda, berapa lama hal ini akan terus bertahan?